PRINSIP
KEPEMIMPINAN DALE CARNEGIE
Dale Carnegie adalah seorang motivator dan pembicara
terbesar abad 20 ini. Tema bukunya tentang hubungan antar sesama manusia
menjadi kary klasik. Setahu saya, dia menulis dua buku. Yang pertama, sudah
saya baca dan buat resensinya, Bagaimana mencari kawan dan mempengaruhi orang lain.
Yang kedua judulnya “Bagaimana mempengaruhi orang lain dalam berbisnis” (belum
baca). 9 prinsip kepemimpinan yang saya tulis ini saya kutip dari buku How
to Win Friend and Influence People.
Prinsip kepemimpinan Dale Carnegie ini bersifat praktis
dan lebih mengarah pada hubungan atasan dengan bawahan. Bagaimana seorang
pimpinan bisa mempengaruhi, memotivasi, dan mengarahkan bawahannya dengan
efektif dan efisien. Jujur, cara ini sudah sering saya praktekan jauh sebelum
saya membaca buku ini. Hasilnya memang luar biasa. Seandainya saja semua
pemimpin menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan ini, saya yakin tidak akan ada
sakit hati, kebencian, saling jegal, dan iri hati dalam hubungan
atasan-bawahan. Tapi saya paham bahwa impian saya ini mustahil karena pada
dasarnya semua manusia egois, mau menang sendiri, dan serakah ! Tanyakan pada
diri anda sendiri, lebih mudah mana bersedih karena kegagalan teman sekerja
atau bergembira karena kesuksesan rekan sekerja kita ?

Menjadi pemimpin tidak mudah ! Namun bukan berarti
mustahil untuk dikerjakan. Saya juga tahu masih banyak pemimpin-pemimpin yang
peduli dengan bawahannya. Untuk merekalah artikel kepemimpinan ini saya tulis !
Meskipun kita tidak bisa mengubah dunia, paling tidak kita berusaha untuk
mengubah dunia sekitar kita menjadi lebih baik, lebih berwarna, dan lebih
menyenangkan untuk dijalani bersama. Mari kita lihat 9 prinsip kepemimpinan
yang diwariskan Dale Carnegie kepada kita.
PRINSIP KEPEMIMPINAN 1 : KALAU ANDA
HARUS MENCARI KESALAHAN, Mulailah Dengan Pujian dan
Penghargaan yang Jujur
Akan selalu lebih mudah untuk mendengar perihal tidak
menyenangkan setelah kita mendengar sedikit pujian untuk hal-hal baik dalam
diri kita. Tukang cukur menyabuni seorang pria sebelum dia mencukurnya,
demikianlah yang harus kita lakukan ketika menemukan sesuatu yang salah. Cerita
tentang W.P. Gaw dari perusahaan Wark, Philadelphia ini mungkin mengajarkan
nilai ini.
Perusahaan Wark telah dikontrak untuk membangun dan
menyelesaikan sebuah gedung kantor yang besar di Philadelphia pada tanggal
tertentu yang sudah diberikan. Segalanya berjalan lancar; gedung itu sudah hampir
selesai, tatkla tiba-tiba subkontraktor yang membuat pekerjan perunggu untuk
hiasan di bagian luar gedung ini, menyatakan bahwa dia tidak bisa mengantarnya
tepat jadwal. Apa! Keseluruhan gedung bisa terhambat! Denda yang berat!
Kerugian yang sungguh menekan! Semuanya karena satu orang!
Telepon-telepon interlokal dilakukan.
Perdebatan-perdepatan! Percakapan yang memanas! Semua ini sia-sia. Kemudian Gaw
pergi ke New York untuk mengunjungi singa perunggu itu dalam sarangnya.
“Apakah anda tahu kalau anda adalah satu-satunya orang di
Brooklyn yang menggunakan nama anda?” Gaw bertanya pada sang presiden dari
perusahaan subkontraktor itu, segera setelah mereka diperkenalkan. “Tidak, saya
tidak tahu itu.”
“Nah, ujar Gaw, “begitu saya turun dari kereta api tadi pagi,
saya mencari di buku telepon untuk menemukan alamat Anda, dan ternyata Anda
adalah satu-satunya orang di buku telepon Brooklyn dengan nama yang Anda
miliki.”
“Saya tidak pernah tahu itu,” jawab subkontraktor itu.
Dia memeriksa buku telepon itu dengan berminat.
“Ya, ini memang tidak biasa,” katanya bangga. “Keluarga
saya datang dari elanda dan berdiam di New York selama hampir dua ratus tahun
yang lalu.” Dia melanjutkan berbicara tentang keluarganya dan leluhurnya selama
beberapa menit. Ketika di selesai dengan ceritanya. Gaw memujinya betapa besar
pabrik yang dia miliki dan membandingkannya dengan sejumlah pabrik serupa yang
pernah dikunjunginya. ‘Ini adalah salah satu pabrik perunggu yang terbersih dan
paling rapi yang pernah saya lihat.” Komentar Gaw.
“Saya sudah melewatkan seumur hidup saya membangun bisnis
ini,” jelas si subkontraktor, ‘dan saya agak bangga tentang hal itu. Maukah
Anda melihat ke sekeliling pabrik ini?”
Selama tur inspeksi ini. Gaw memujinya mengenai system
fabrikasinya, dan menanyakan kepadanya bagaimana dan mengapa sistemnya
kelihatan superior dibandingkan dengan para pesaingnya. Gaw memberi komentar
tentang beberapa mesin yang kelihatan tidak biasa, dan subkontraktor tersebut
mengataknnya kalau dia sendiri yang telah menemukan mesin-mesin tersebut. Dia
meluangkan waku cukup lama untuk memperlihatkan kepada Gaw bagaimana
mesin-mesin itu beroperasi dan kerja luar biasa yang akhirnya dihasilkan
mesin-mesin itu. Dia mendesak mengundang tamunya itu untuk makan siang. Sejauh
ini, tak sepatah kata pun yang telah diucapkan tentang tujuan sebenarnya dari
kunjungan Gaw ini.
Sesudah makan siang, subkontraktor tadi berkata,
“Sekarang, kembali ke bisnis. Sudah sewajarnya, saya tahu mengapa Anda berada
di sini. Saya tidak mengira bahwa pertemuan kita bisa jadi begitu menyenangkan.
Anda bisa kembali ke Philadelphia dengan janji saya bahwa material Anda akan
dip roses dan segera dikirim, bahkan bisa jadi pesanan lainnya harus ditunda.”
Gaw mendapatkan segala yang dia inginkan, bahkan tanpa
memintanya. Material itu tiba tepat pada waktunya, dan gedung itu selesai pada
hari yang telah ditentukan dalam kontrak.
Akankah hal itu bisa terjadi kalau Gaw menggunakan metode
martil dan dinamit, yang umunya digunakan untuk peristiwa semacam itu ?
PRINSIP KEPEMIMPINAN 2 : MENGKRITIK
NAMUN TIDAK DIBENCI, Beritahu Kesalahan Orang Lain Dengan
Cara Tidak Langsung

Memberi perhatian secara tidak langsung pada kesalahan
seseorang bekerja luar biasa untuk orang-orang yang sensitive yang bisa marah
sekali terhadap kritik langsung apa pun. Cerita Marge Jacob dari Rhode Island
tentang bagaimana dia meyakinkan beberapa pekerja konstruksi yang malas untuk
membersihkan sisa pekerjaannya, tatkala mereka mengerjakan bangunan tambahan
untuk rumahnya membuktikan keberhasilan prinsip kepemimpinan ini.
Selama beberapa hari pertama dari pekerjaan itu, saat
Nyonya Jacob kembali dari kantornya, dia mendapatkan halaman rumahnya
berantakan dengan sisa-sisa potongan kayu. Dia tidak ingin menentang para
pekerja bangunan itu, karena mereka memberikan hasil kerja yang baik sekali.
Maka, ketika para pekerja itu pulang, dia dan anak-anaknya memunguti sampah
itu, dan dengan rapi menumpuk sisa kayu itu di pojok. Esok paginya dia
memanggil seorang mandor ke samping, dan berkata, “Saya sungguh senang dengan
cara bagaimana halaman depan ditinggalkan seusai kerja tadi malam; kelihatan
rapi dan bersih, tidak menganggu para tetangga.’ Sejak hari itu dan
selanjutnya, para pekerja mengumpulkan dan menumpuk sisa-sia potongan kayu ke
satu sudut, dan si mandor datang setiap hari memeriksa kondisi halaman itu saat
ditinggalkan setelah usai kerja untuk hari itu.
PRINSIP KEPEMIMPINAN 3 : BICARAKAN
KESALAHAN ANDA DULU SEBELUM MENGKRITIK ORANG LAIN
Nyaris sama sekali tidak sulit untuk mendengarkan tentang kesalahan kita jika orang yang mengritik memulai dengan mengakui bahwa dia juga masih jauh dari sempurna.
E.G Dillistone, seorang insinyur di Canada memiliki
masalah dengan sekertaris barunya. Surat-surat yang didiktekannya tiba di
mejanya untuk ditandatangani dengan dua atau tiga kesalahan eja tiap halaman.
Dilistone melaporkan bagaimana dia mengatasi hal ini:
“Seperti kebanyakan insinyur, saya dikenal tidak
mempunyai kemampuan bahasa inggris yang baik, atau pengejaan yang baik. Selama
bertahun-tahun saya menyimpan satu buku indeks hitam, untuk kata-kata yang saya
merasa sulit mengejanya. Tatkala saya ketahui bahwa dengan semata-mata
menunjukkan kesalahan tidak akan membuat sekertaris saya melakukan lebih banyak
membaca ulang dan melihat kamus, maka saya memutuskan untuk mengambil
pendekatan lain. Ketika surat berikutnya datang pada saya, dengan kesalahan di
dalamnya, saya duduk dengan juru ketik itu dan berkata:
“Ah, kata ini kelihatannya tidak tepat. Ini adalah satu
kata yang saya pun mengalami kesulitan dengannya. Itulah sebabnya saya mulai
memakai buku ejaan ini. [Dilistone membuka buku itu pada halaman yang tepat.]
Ya, ini dia. Saya sangat sadar tentang masalah ejaan saya, karena orang memang
menilai kita dengan surat-surat kita, dan salah eja membuat kita kelihatan
kurang professional.”
“Saya tidak tahu apakah dia meniru system saya atau
tidak, tapi sejak pembicaraan itu, frekunsi kesalahan ejanya telah banyak
berkurang.”

PRINSIP KEPEMIMPINAN 4 : TAK SEORANGPUN YANG SUKA DIPERINTAH, Ajukan Pertanyaan Sebagai Ganti Memberi Perintah Langsung
Rasa marah yang disebabkan oleh satu perintah yang kurang ajar, mungkin akan bekhir dalam waktu lama – bahkan bila perintah itu diberikan untuk mengkoreksi suatu situasi yang jelas memang buruk. Sebaliknya, mengajukan pertanyaan sebagai ganti perintah membua orang mudah memperbaiki kesalahannya, mampu menyelamatkan rasa bangga seseorang dan memberinya perasaan penting. Cara ini mendorong semangat kerjasama, bukannya pertentangan. Orang akan lebih suka menerima perintah bila mereka ikut ambil bagian dalam membuat keputusan yang menyebabkan perintah itu dikeluarkan.
Tatkala Ian Macdonald dari Johanesburk, sebagai manajer
umum pada sebuah pabrik kecil yang mengkhususkan dalam suku cadang mesin
presisi mendapat kesempatan menerima pesanan sangat besar, dia yakin bahwa dia
tidak akan mampu menepati tanggal pengiriman yang dijanjikan. Pekerjaan sudah
dijadwalkan dalam bengkel tersebut, dan waktu penyelesaiannya yang cukup
singkat untuk pesanan ini membuatnya tidak mungkin bisa menerima pesanan
tersebut.
Dia tidak mendorong anak buahnya agar mempercepat
pekerjaan mereka dan terburu-buru mengerjakan pesanan itu, tetapi dia memanggil
mereka semua berkumpul, menjelaskan situasinya, dan menyampaikan kepada mereka
betapa besar arti pekerjaan ini untuk perusahaan dan untuk mereka, kalau mereka
mampu menyelesaikan pesanan itu tepat waktu. Kemudian dia mulai mengajukan
pertanyaan:
“Menurut kalian, adakah sesuatu yang bisa kita lakukan
untuk menangani pesanan ini?”
“Adakah seseorang yang bisa memikirkan cara-cara tertentu
untuk memprosesnya di bengkel, yang akan memungkinkan kita mengambil pesanan
itu ?”
“Adakah jalan lain untuk menyesuaikan jam-jam kerja kita
atau penugasan personil, yang kira-kira akan menolong?”
Ternyata para pegawai itu memberi banyak ide dan mendesak
dia menerima pesanan itu. Mereka mendekati tugas ini dengan satu sikap “Kita
bisa mengerjakannya”, dan pesanan itupun diterima, di produksi dan dikirimkan
tepat pada waktunya.
3 Prinsip Kepemimpinan dari Ki Hajar Dewantara
Keberhasilan seorang pemimpin bukan hanya terletak kepada
kemampuan individunya saja namun meliputi semua unsur pendukung tersmasuk peran
bawahan yang dipimpinnya. Pemimpin yang baik tidak hanya memperhatikan tujuan
utama dari organisasi yang dia pimpin, namun juga selalu memperhatikan
bawahannya. Seperti yang tertuang dalam tiga prinsip kepemimpinan yang
dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu:
- Ing ngarso sung tulodo = bahwa seorang pemimpin haruslah memberikan sauri tauladan yang baik bagi bawahan. Selalau bertindak dan bertutur kata yang bisa memberikan contoh yang baik yang bisa merangsang para bawahan untuk bersikap seperti pemimpinnya.
- Img madya mangun karso = yaitu pemimpin haruslah bisa bekerja sama dengan bawahan. Sehingga semua pekerjaan yang dilakukan akan terasa mudah atau ringan dan akan makin mempererat hubungan antara bawahan dan pimpinan, namun tidak melanggar etika jalur kepemimpinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar