MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
“KEBUDAYAAN
ISLAM
“
KELOMPOK 2:
1. JOKO SUWARNO
2. MIEFTAHUDIN
DOSEN PENGAMPU :
Bp. Ahmad kholid, M.Pd.I
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
FAKULTAS EKONOMI PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS SULTAN FATAH
2013/2014
KATA PENGANTAR
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Pendidikan Agama Islam tentang Kebudayaan Islam.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Bp. Ahmad
kholid, M.Pd.I. selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam atas dedikasinya
kepada kami untuk menyelesaikan tugas makalah.
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan
kritik dari para pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada kami dan pembaca
unutuk kabahagiaan di dunia dan akhirat. Aamiin.
وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Kudus 15 Desember 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 1
1.3 Tujuan ....................................................................................... 1
1.4 Manfaat ..................................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Kebudayaan Islam .................................................................. 2
2.2 Perkembangan Kebudayaan
Islam ..................................... 4
2.3 Nilai –Nilai Dalam
Budaya Islam .......................................... 6
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................. 9
3.2 Saran ......................................................................................... 9
BAB IV : DAFTAR PUSTAKA .......................................................... 10
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam diketahui memiliki
karakteristik yang khas di bandingkan dengan agama-agama yang datang
sebelumnya. Di era globalisasi ini, banyak masyarakat dan khususnya bagi para
pelajar yang acuh tak acuh dengan sejarah Negara, apalagi sejarah kebudayaan
islam. Dewasa ini mereka hanya memandang sejarah sebagai dongeng yang
membosankan untuk di dengar. Padahal, sejarah, apalagi sejarah kebudayaan islam
sangat penting bagi kita semua.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka
dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut:
1. Bagaimana kebudayaan Islam.
2. Bagaimana
perkembangan budaya islam saat ini
3. Bagaimana nilai –nilai dalam budaya
Islam.
1.3 Tujuan
Setelah mendiskusikan tema ini, kita
dapat memperoleh beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui kebudayaan Islam.
2. Dapat
membedakan kebudayaan local dengan kebudayaan islam
3. Mengetahui nilai –nilai dalam budaya
Islam.
1.4 Manfaat
1. Menumbuhkan rasa cinta kepada
kebudayaan Islam yang merupakan buah karya kaum muslimin masa lalu
2. Memahami berbagai hasil pemikiran
dan hasil karya para ulama untuk diteladani dalam kehidupan sehari-hari.
3. Membangun kesadaran generasi muslim
akan tanggung jawab terhadap kemajuan dunia Islam.
4. Memberikan pelajaran kepada generasi
muslim dari setiap kejadian untuk mencontoh/meneladani dari perjuangan para
tokoh di masa lalu guna perbaikan dari dalam diri sendiri,masyarakat,lingkungan
negerinya serta demi Islam pada masa yang akan datang.
5.
Memupuk
semangat dan motivasi untuk meningkatkan prestasi yang telah diraih umat
terdahulu.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kebudayaan Islam
Kebudayaan berasal dari bahasa
Sansakerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau
akal). Budi mempunyai arti akal, kelakuan, dan norma. Sedangkan “daya” berarti
hasil karya cipta manusia. Dengan demikian, kebudayaan
adalah semua hasil karya, karsa dan cipta manusia di masyarakat. Istilah
"kebudayaan" sering dikaitkan dengan istilah "peradaban".
Perbedaannya : kebudayaan lebih banyak diwujudkan dalam bidang seni, sastra,
religi dan moral, sedangkan peradaban diwujudkan dalam bidang politik, ekonomi,
dan teknologi.
Sedangkan pengertian Islam berasal dari bahasa arab
yaitu “Aslama-Yuslimu-Islaman” yang artinya selamat. Menurut istilah, Islam
adalah agama samawi yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
petunjuk bagi manusia agar kehidupannya membawa rahmat bagi seluruh alam.
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ
وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ
الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Allah menyatakan bahwasanya tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para
malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak
ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. QS Ali Imran : 18.
وَما أَرْسَلْناكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ
“Kami
tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh
manusia” (QS. Al Anbiya: 107)
Sehingga
disimpulkan bahwa Kebudayaan Islam adalah kejadian atau peristiwa masa lampau
yang berbentuk hasil karya, karsa dan cipta umat Islam yang didasarkan kepada
sumber nilai-nilai Islam.
Allah
mengangkat Nabi Muhammad sebagai Rosul yaitu memberikan bimbingan kepada umat.
Manusia agar dalam mengembangkan kebudayaan tidak lepas dari nilai-nilai
ketuhanan. Sebagaimana sabdanya yang berarti, “Sesungguhnya aku diutus Allah
untuk menyempurnakan akhlak.”
Dalam perkembangannya kebudayaan
Islam perlu dibimbing oleh wahyu dan aturan-aturan yang mengikat
agar tidak terperangkap pada ambisi yang bersumber dari nafsu hewani
sehingga akan merugikan dirinya sendiri.
Disini agama Islam berfungsi untuk membimbing manusia dalammengembangkan
akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradab atau berperadaban
Islam. Sehubungan dengan hasil perkembangan kebudayaan yang dilandasi
nilai-nilai ketuhanan atau disebut sebagai peradaban Islam, maka fungsi agama
disini semakin jelas. Ketika perkembangan dan dinamika kehidupan umat manusia
itu sendiri mengalami kebekuan karena
keterbatasan dalam memecahkan persoalannya sendiri, disini
sangat terasa akan perlunya suatu bimbingan wahyu. Allah mengangkat seorang
Rasul dari jenis manusia karena yang akan menjadi sasaran bimbingannya adalah
umat manusia. Oleh sebab itu misi utama Muhammad diangkat sebagai Rasul adalah
menjadi Rahmat bagi seluruh umat manusia dan alam.
Mengawali
tugas utamanaya, Nabi meletakkan dasar – dasar perkembangan Islam yang kemudian
berkembang menjadi peradaban Islam. Ketika dakwah Islam keluar dari jazirah
Arab, kemudian tersebar ke seluruh dunia, maka terjadilah suatu proses panjang
dan rumit, yaitu asimilasi budaya - budaya setempat dengan nilai – nilai Islam
yang kemudian melahirkan budaya Islam. Kebudayaan ini berkembang menjadi suatu
peradaban yang diakui kebenarannya secara universal.
2.2 Perkembangan Kebudayaan Islam
Seperti sudah kita lihat, keluhuran
hidup Muhammad adalah hidup manusia yang sudah begitu tinggi sejauh yang pernah
dicapai oleh umat manusia. Hidup yang penuh dengan teladan yang luhur dan indah
bagi setiap insan yang sudah mendapat bimbingan hati nurani, yang hendak
berusaha mencapai kodrat manusia yang lebih sempurna dengan jalan iman dan
perbuatan yang baik. Dimana pulakah ada suatu keagungan dan keluhuran dalam
hidup seperti yang terdapat dalam diri Muhammad ini, yang dalam hidup sebelum
kerasulannya sudah menjadi suri teladan pula sebagai lambang kejujuran, lambang
harga diri dan tempat kepercayaan orang. Demikian juga sesudah masa
kerasulannya, hidupnya penuh pengorbanan, untuk Allah, untuk kebenaran, dan
untuk itu pula Allah telah mengutusnya. Suatu pengorbanan yang sudah berkali-kali
menghadapkan nyawanya kepada maut. Tetapi, bujukan masyarakatnya sendiri pun -
yang dalam gengsi dan keturunan ia sederajat dengan mereka - yang baik dengan
harta, kedudukan atau dengan godaan-godaan lain -mereka tidak dapat
merintanginya.
Kehidupan insani yang begitu luhur
dan cemerlang itu belum ada dalam kehidupan manusia lain yang pernah
mencapainya, keluhuran yang sudah meliputi segala segi kehidupan. Apalagi yang
kita lihat suatu kehidupan manusia yang sudah bersatu dengan kehidupan alam semesta
sejak dunia ini berkembang sampai akhir zaman, berhubungan dengan Pencipta alam
dengan segala karunia dan pengampunanNya. Kalau tidak karena adanya kesungguhan
dan kejujuran Muhammad menyampaikan risalah Tuhan, niscaya kehidupan yang kita
lihat ini lambat laun akan menghilangkan apa yang telah diajarkannya itu.
Tetapi, seribu tigaratus limapuluh
tahun ini sudah lampau, namun amanat Tuhan yang disampaikan Muhammad, masih
tetap menjadi saksi kebenaran dan bimbingan hidup. Untuk itu cukup satu saja
kiranya kita kemukakan sebagai contoh, yaitu apa yang diwahyukan Allah kepada
Muhammad, bahwa dia adalah penutup para nabi dan para rasul. Empat belas abad
sudah lalu, tiada seorang juga sementara itu yang mendakwakan diri bahwa dia
seorang nabi atau rasul Tuhan lalu orang mempercayainya. Sementara dalam
abad-abad itu memang sudah lahir tokoh-tokoh di dunia yang sudah mencapai
kebesaran begitu tinggi dalam pelbagai bidang kehidupan, namun anugerah sebagai
kenabian dan kerasulan tidak sampai kepada mereka. Sebelum Muhammad memang
sudah ada para nabi dan rasul yang datang silih berganti. Mereka semua sudah
memberi peringatan kepada masyarakatnya masing-masing bahwa mereka itu sesat,
dan diajaknya mereka kepada agama yang benar. Namun tiada seorang diantara
mereka itu yang menyebutkan, bahwa dia diutus kepada seluruh umat manusia, atau
bahwa dia adalah penutup para nabi dan para rasul. Sebaliknya Muhammad, ia
mengatakan itu, dan sejarah pun sepanjang abad membenarkan kata-katanya. Dan
itu bukan suatu cerita yang dibuat-buat, tetapi memang hendak memperkuat apa
yang sudah ada, serta menjelaskan sesuatunya, sebagai petunjuk dan rahmat bagi
mereka yang beriman.
"Tuhan tidak akan memaksa
seseorang di luar kesanggupannya. Segala usaha baik yang dikerjakannya adalah
untuk dirinya, dan yang sebaliknya pun untuk dirinya pula. 'Ya Allah, jangan
kami dianggap bersalah, bila kami lupa atau keliru. Ya Allah, janganlah
Kaupikulkan kepada kami beban seperti yang pernah Kaupikulkan kepada mereka
yang sebelum kami. Ya Allah, jangan hendaknya Kaupikulkan kepada kami beban
yang kiranya takkan sanggup kami pikul. Beri maaflah kami, ampunilah kami dan
berilah kami rahmat. Engkau jugalah Pelindung kami terhadap mereka yang tiada
beriman itu." (Qur'an, 2: 286)
2.3 Nilai-nilai
Islam dalam budaya Indonesia
Islam masuk ke indonesia lengkap dengan budayanya. Karena islam masuk
dan berkembang dari negri Arab, maka islam yang masuk ke Indonesia tidak
terlepas dari budaya Arabnya. Pada
awal-awal masuknya dakwah islam ke Indoesia dirasakan sangat sulit membedakan
mana ajaran islam dan mana budaya barat. Masyarakat awam menyamakan antara
perilaku yang ditampilkan oleh orang Arab dengan perilaku ajaran islam.
Seolah-olah apa yang dilakukan orang Arab tersebut mencerminkan ajaran islam,
bahkan hingga kini budaya Arab masih melekat pada tradisi masyarakat Indonesia.
Dalam perkembangan dakwah islam di Indonesia para da’i mendakwahkan ajaran
islam melalui bahasa budaya, sebagaimana
dilakukan oleh para wali di tanah Jawa. Karena kehebatan para wali Allah
dalam mengemas ajaran islam dengan budaya setempat sehingga masyarakat tidak
sadar bahwa nilai-nilai islam telah masuk dan menjadi teradisi dalam kehidupan
sehari-hri mereka. Lebih jauh lagi bahwa nilai-nilai islam sudah menjadi bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan mereka. Seperti dalam
upacara-upacara, adab dan penggunaan bahasa sehari-hari. Bahasa Arab/ Al Qur’an
sudah banyak masuk dalam bahasa daerah bahkan kedalam bahasa Indonesia baku.
Semua itu tanpa disadari bahwa apa yang dilakukannya merupakan bagian dari
ajaran Islam.
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَى
بِآَيَاتِنَا أَنْ أَخْرِجْ قَوْمَكَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ
وَذَكِّرْهُمْ بِأَيَّامِ اللَّهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ
شَكُورٍ (ابراهيم:5)
Artinya:
“Dan Sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami,
(dan Kami perintahkan kepadanya): "Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita
kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari
Allah". sesunguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi Setiap orang penyabar dan banyak bersyukur” (Ibrahim:5).
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ رضى الله
عنهما أَنَّ أَهْلَ الْجَاهِلِيَّةِ كَانُوا يَصُومُونَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ
وَأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- صَامَهُ وَالْمُسْلِمُونَ قَبْلَ
أَنْ يُفْتَرَضَ رَمَضَانُ فَلَمَّا افْتُرِضَ رَمَضَانُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
-صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ عَاشُورَاءَ يَوْمٌ مِنْ أَيَّامِ اللَّهِ فَمَنْ
شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ ». (رواه مسلم)
Artinya: Abdullah bin Umar
mengatakan bahwa kaum Jahiliyah biasa berpuasa pada hari Hari Asyura
(10Muharram) dan Rasulullah SAW beserta kaum Muslimin pun mempuasainya sebelum
difardukan puasa Ramadhan. Ketika puasa Ramadhan difardukan, Rasulullah SAW
bersabda: “Sesungguhnya Asyura itu satu di antara Hari-Hari Allah. Siapa mau
berpuasa silahkan, bagi yang tidak mau pun tidak mengapa”. (HR Muslim).
Banyak
tradisi masyarakat indonesia yang bernuansa islami, biasanya tradisi tersebut
dilaksanakan untuk memperingati hari besar umat islam, seperti misalnya
perayaan sekaten yang diselenggarakan untuk menyambut maulid nabi, ada juga
perayaan yang dimaksudkan untuk memperingati perjuangan penyebaran ajaran islam
seperti perayaan tabuik di Pariaman ( Sumatera Barat ) yang diselenggarakan
pada tanggal 10 muharam.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Islam adalah agama yang diturunkan
oleh Allah SWT dengan perantara wahyu yang di berikan kepada nabi Muhammad SAW
untuk disebarkan untuk umat manusia dan kebudayaan adalah semua hasil karya,
rasa, dan cipta dan masyarakat.
2. Agama merupakan sumber kebudayaan
dengan kata lain kebudayaan bentuk nyata dari agama islam itu sendiri.
3. Budaya hasil daya cipta manusia dengan
menggunakan dan mengerahkan segenap potensi yang dimilikinya. Dan pada pra
islam banyak yang mengandung atau berbau keislaman.
3.2 Saran
Dengan pemahaman di atas, kita dapat
memulai untuk meletakkan islam dalam kehidupan keseharian kita. Kita pun dapat
membangun kebudayaan islam dengan landasan konsep yang berasal dari islam
pula.
DAFTAR
PUSTAKA
Hasjmy Sejarah
Kebudayan Islam di Indonesia,Jakarta: Bulan Bintang, 1993
Ahmad Syalaby,Tarikh
al Islamiyah al hadzarah al islamiyah,Kairo;cetakan ke IV, 1978
Basssam Tibu, Islam
Budaya dan Perubahan Sosial, Jakarta, Tiara Wacana,…..,
, cet II,
Terjemahan Tarikhuna fi dzou’il al
Islam, penerjemah Nabhan Husein
Tidak ada komentar:
Posting Komentar